Ringin Contong: Landmark Bersejarah Kabupaten Jombang
Halo, selamat datang di Jombang! Saya akan menjadi pemandu wisata Anda hari ini, dan tujuan kita adalah mengenal lebih dekat salah satu landmark paling ikonik di kota ini, yaitu Ringin Contong. Yuk, kita mulai petualangan kita!
Ringin Contong terletak di pusat kota Jombang, tepatnya di Jalan KH. Wahid Hasyim. Landmark ini bukan hanya sekadar penanda geografis, tetapi juga simbol sejarah dan budaya yang kaya bagi masyarakat Jombang. Nama "Ringin Contong" sendiri memiliki cerita menarik di baliknya. Kata "ringin" dipilih karena adanya pohon beringin yang ditanam oleh Bupati Jombang pertama, Raden Adipati Arya Soeradiningrat V, pada 21 Oktober 1910. Penanaman ini dilakukan untuk menandai berdirinya Pemerintah Kabupaten Jombang setelah berpisah dari Mojokerto pada zaman kolonial Belanda.
Sebutan "contong" merujuk pada lahan yang menjorok dari jalan utama. Dulunya, area ini berada di jalan Surabaya-Madiun (sekarang Jalan Gus Dur dan Jalan A. Yani), dan tanahnya menjorok sehingga orang Jawa menyebutnya "nyontong". Jadi, sebutan "Ringin Contong" sudah ada sebelum menara air dibangun di lokasi ini.
Pohon beringin yang saat ini tumbuh di Bundaran Ringin Contong bukanlah pohon asli yang ditanam oleh bupati pertama. Pohon asli tersebut tumbang pada tahun 1964 dan 1989, sehingga penanaman ulang dilakukan. Sebelum reformasi, pohon beringin ini dianggap sakral oleh masyarakat dan tidak ada yang berani memangkasnya. Setelah pohon tersebut ambruk dan ditanam ulang pada tahun 1989, pemangkasan rutin dilakukan untuk mencegahnya roboh kembali.
Budayawan Jombang, Nasrul Illah atau yang akrab dipanggil Cak Nas, menambahkan bahwa beringin di lokasi ini sudah ada sejak zaman kerajaan. Tempat ini dulunya sangat strategis karena berada di tepi jalan utama dari Majapahit ke Mataram Kuno. Sejak dahulu, beringin ini dipertahankan karena keberadaannya membantu memelihara air dengan baik. Mata air yang ada di bawah beringin tersebut ditembok agar airnya tidak meluber, menjadi penampungan air utama di Jombang. (detik.com)
Pada zaman penjajahan Belanda, pemerintah kolonial membangun watertoren (menara air) di lokasi ini. Berdasarkan data dari surat kabar lama De Indische Courant, pembangunan menara air ini dimulai oleh Dinas Pekerjaan Umum Belanda, Burgelijke Operbare Werken (BOW), pada 24 Agustus 1928. Menara yang dirancang oleh arsitek Belanda, Ir Snuyf, ini selesai dibangun dalam waktu satu tahun dan mulai difungsikan sejak 1929. Menara ini digunakan sebagai tandon air dari sumber air besar di Ngampungan, Bareng, Jombang, untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di Jombang kota.
Ringin Contong bukan hanya menjadi saksi bisu sejarah panjang kota Jombang, tetapi juga menjadi tempat istirahat dan bersantai bagi masyarakat. Dengan pohon beringin yang teduh dan sejarahnya yang kaya, Ringin Contong terus menjadi simbol kebanggaan bagi warga Jombang.
Jadi, jika Anda berkunjung ke Jombang, jangan lupa untuk mampir ke Ringin Contong. Rasakan sendiri keunikan dan pesona landmark ikonik ini. Terima kasih sudah bergabung dalam perjalanan singkat ini, sampai jumpa di petualangan berikutnya!
Lokasi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar