Sejarah Kabupaten Jombang dan Kondisi Terkini
Kabupaten Jombang, yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur, Indonesia, adalah wilayah yang kaya akan sejarah, budaya, serta memiliki peran penting dalam perkembangan agama Islam di Indonesia. Dikenal sebagai "kota santri" karena banyaknya pondok pesantren, Jombang juga memiliki posisi strategis dalam perekonomian dan politik Jawa Timur. Berikut adalah ulasan tentang sejarah Kabupaten Jombang dan kondisi terkini pada tahun 2024.
Sejarah Kabupaten Jombang
Masa Prasejarah dan Kerajaan Kuno
Wilayah Jombang telah dihuni sejak ribuan tahun yang lalu, sebagaimana dibuktikan oleh penemuan fosil Homo Mojokertensis di lembah Sungai Brantas. Pada abad ke-10, Jombang menjadi bagian penting dari Kerajaan Medang (Mataram Kuno). Pada tahun 929 M, Mpu Sindok, pendiri Dinasti Isyana, memindahkan ibukota kerajaan ke Tamwlang, yang diduga terletak di Kecamatan Tembelang, Jombang. Kemudian, pada tahun 937 M, ibukota dipindahkan ke Watugaluh, yang kini diperkirakan berada di Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Jombang.
Pada masa Kerajaan Majapahit (1293-1500 M), Jombang menjadi gerbang barat kerajaan. Banyak nama desa di Jombang yang diawali dengan kata "Mojo", seperti Mojoagung, Mojowarno, dan Mojotengah, menunjukkan pengaruh kuat Majapahit di wilayah ini. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Masa Penyebaran Islam dan Kolonialisme
Setelah keruntuhan Majapahit, agama Islam mulai berkembang di Jombang. Wilayah ini kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Pada abad ke-17, Belanda mulai menjajah Indonesia, dan Jombang menjadi bagian dari wilayah kekuasaan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Pada tahun 1811, Jombang menjadi bagian dari Kabupaten Mojokerto sebelum akhirnya resmi menjadi kabupaten sendiri pada tanggal 20 Maret 1881.
Jombang sebagai Kota Santri
Jombang dikenal sebagai "kota santri" karena banyaknya pondok pesantren yang berdiri di wilayah ini. Beberapa pondok pesantren terkenal antara lain:
Pondok Pesantren Tebuireng: Didirikan oleh K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Pondok Pesantren Denanyar
Pondok Pesantren Tambak Beras
Pondok Pesantren Rejoso
Banyak tokoh nasional yang lahir di Jombang, seperti:
K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur): Mantan Presiden Indonesia.
K.H. Hasyim Asy'ari: Pendiri NU dan pahlawan nasional.
K.H. Wahid Hasyim: Menteri Agama pertama Indonesia.
Nurcholis Madjid (Cak Nur): Tokoh intelektual Islam.
Emha Ainun Nadjib (Cak Nun): Budayawan dan penulis.
Kondisi Terkini Kabupaten Jombang
Kependudukan
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) per 2024, jumlah penduduk Kabupaten Jombang tercatat 1,37 juta jiwa. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2023 dan lebih tinggi daripada data Desember 2021. Rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) selama lima tahun terakhir tercatat sebesar 1,69%, mencerminkan dinamika positif di Jombang.
Pemerintahan dan Kepemimpinan
Pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Jombang tahun 2024, KPU Kabupaten Jombang secara resmi menetapkan pasangan Warsubi dan Salmanudin Yazid sebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk periode 2025-2030. Pasangan ini diharapkan dapat melanjutkan pembangunan di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi, sambil tetap mempertahankan identitas Jombang sebagai "kota santri".
Ekonomi dan Pembangunan
Kabupaten Jombang terus menunjukkan kemajuan dalam sektor ekonomi, dengan fokus pada pertanian, perdagangan, dan industri kecil menengah (IKM). Beberapa komoditas unggulan Jombang, seperti padi, jagung, dan tembakau, tetap menjadi andalan. Selain itu, sektor pariwisata juga mulai berkembang, didukung oleh potensi wisata alam dan religi yang dimiliki Jombang.
Beberapa destinasi wisata yang semakin populer antara lain:
Air Terjun Tretes
Goa Sigolo-golo
Sendang Made (terkait dengan sejarah Airlangga)
Candi Arimbi (peninggalan Majapahit)
Pemerintah Kabupaten Jombang juga terus berupaya meningkatkan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan dan Pesantren
Jombang tetap mempertahankan identitasnya sebagai "kota santri" dengan lebih dari 100 pondok pesantren yang tersebar di berbagai kecamatan. Beberapa pesantren terkenal seperti Tebuireng, Denanyar, dan Tambak Beras terus menjadi pusat pendidikan Islam terkemuka di Indonesia. Pesantren-pesantren ini tidak hanya berperan dalam pendidikan agama, tetapi juga dalam pengembangan ekonomi dan sosial masyarakat.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun mengalami pertumbuhan positif, Jombang tetap menghadapi beberapa tantangan, seperti:
Pemerataan Pembangunan: Perlu adanya upaya untuk memastikan pembangunan merata di seluruh wilayah Jombang, terutama di daerah pedesaan.
Pengangguran dan Kemiskinan: Meskipun angka kemiskinan terus menurun, pengangguran dan kesenjangan ekonomi masih menjadi perhatian.
Lingkungan: Pertumbuhan penduduk dan ekonomi perlu diimbangi dengan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Dengan kepemimpinan baru Warsubi dan Salmanudin Yazid, masyarakat Jombang berharap dapat melihat terobosan-terobosan baru yang akan membawa kabupaten ini menuju kemajuan yang lebih besar. Visi dan misi pasangan ini diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut sambil mempertahankan nilai-nilai budaya dan keagamaan yang menjadi ciri khas Jombang.
Kesimpulan
Kabupaten Jombang adalah wilayah yang kaya akan sejarah, budaya, dan peran penting dalam perkembangan agama Islam di Indonesia. Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang positif, serta kepemimpinan baru periode 2025-2030, Jombang memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu kabupaten terdepan di Jawa Timur. Identitasnya sebagai "kota santri" dan pusat pendidikan Islam tetap menjadi kebanggaan, sambil terus beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk mencapai kemajuan yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar